Judul : REGRET
Rating : G
Genre : Romance, Angst/?
Cast : Yoo Ara (Hello Venus), Kris (EXO),
Yoonjo (Hello Venus), Kai (EXO)
Disclaimer : This Fan fiction is original story of mine. The cast belongs to themselves. So, Don’t bash me and don’t forget to coment ^^
Disclaimer : This Fan fiction is original story of mine. The cast belongs to themselves. So, Don’t bash me and don’t forget to coment ^^
REGRET
“Ara-ya,
apa kau tidak mendengar aku memanggilmu? Yaaa... Kenapa kau tak berhenti.
Ara-ya !!” teriakan jengkel seorang yeoja yang sedang berusaha mengejar langkah
gadis di depannya mendominasi kesunyian halaman sekolahnya pagi ini. “Ck,
sebenarnya apa yang sedang ia kejar?” yeoja ini masih tak berhenti menggerutu
dan sekarang ia sedikit berlari untuk mengejar temannya yang semakin jauh.
Hosh...hosh...
terdenger deru nafas yang memburu setelah aksi kejar-kejaran sebelah pihak ini selesai.
Sebuah kepalan tangan hampir saja mendarat mulus di kepala yeoja bermarga Yoo
ini akibat ulahnya yang tak menggubris sedikitpun yeoja yang ada di
belakangnya. “Kyaa~ dia keren sekali.” sejenak Yoonjo membatalkan niatnya untuk
menjitak kepala sahabatnya ini. “Apa kau bilang? Keren? Siapa?” ia mencoba
mencari siapa sosok yang dimaksud. “Itu dia. Kai.” Ara menunjuk sosok yang di
maksud sambil berbisik kepada Yoonjo. Sosok yang ia ikuti daritadi. Sosok yang
membuatnya tak menghiraukan teriakan Yoonjo. Sosok yang membuat Yoonjo
berlarian pagi-pagi begini. Dan sosok yang membuat Yoonjo berubah pikiran
sehingga jitakan yang sempat tertunda tadi mendarat dengan indah di kepala
yeoja yang masih tercengang melihat gerak gerik Kai dari belakang.
“Appo...
Kenapa kau menjitakku?” ucap Ara dengan muka tanpa dosa sambil mengusap-usap kepalanya.
“Jadi aku berkeringat di pagi hari seperti ini hanya gara-gara namja itu?”
keringat yang mengucur dari dahi Yoonjo menjadi saksi. “Kenapa kau berkeringat
seperti itu?” tanya Ara lagi masih dengan muka tak berdosa. “Yaaa~ ini semua
gara-gara aku mengejarmu. Kau tak mendengar aku memanggilmu sedari tadi dan kau
hanya mengikuti namja itu seperti sedang dihipnotis.” Yoonjo kembali memaparkan
keluh kesahnya sambil beracak pinggang dan memanyunkan bibirnya.
“Ah,
maafkan aku Yoonjo-ya. Aku tak mendengarmu. Entah mungkin dia memakai magic
untuk menghipnotisku kkk~” Ara masih menanggapinya dengan santai. “Sudahlah cepat
kau sedang dicari Victoria unni. Bukankah semua pengurus Pensi Akhir Tahun
sekolah diperintahkan untuk berkumpul pagi ini?” mendengar apa yang baru saja
Yoonjo katakan Ara segera tersadar dan berlari secepat kilat ketempat yang
telah ditentukan. “Hah, dasar -_-“ Yoonjo kembali mengikuti Ara dari belakang,
bedanya sekarang ia tidak sambil berlari.
-----
“Hah,
tugas macam apa ini? Mana ada seksi dokumentasi seperti ku ditugaskan membujuk
seseorang yang aneh seperti dia untuk menjadi pengisi acara. Apa tidak ada
orang lain?” masih dengan sejuta keluh kesahnya Ara melangkah menuju kelas
seseorang yang ia sebut aneh. Sesampainya disana ia melihat ke sekitar dan
bertanya kepada salah seorang siswa disana. “Em... permisi, apa ada orang
bernama Wuyifan di kelas ini?”. “Oh kau sedang mencari Kris. Dia memang siswa
kelas ini, tapi saat istirahat seperti ini dia tidak ada di kelas. Mungkin dia
di atap.” yeoja dengan papan nama yang bertuliskan Im Yoona ini menjawab pertanyaan
Ara dengan ramah. “Oh begitu, terima kasih unni.” balas Ara yang hanya dibalas
dengan anggukan seadanya. Ara pun menuju tempat yang sunbaenya katakan tadi.
“Atap? Benar-benar aneh.”
-----
“Permisi,
apa benar kau yang bernama Wuyifan?” tanya Ara sopan sesampainya di atap pada
laki-laki yang sedang membelakangi dirinya sambil sesekali memetik gitar.
Laki-laki itu sedikit terkejut dengan kedatangan Ara yang bisa dibilang secara
tiba-tiba. “Ya. Kenapa?” jawabnya sambil memposisikan tubuhnya menghadap Ara.
“Emm... Begini. Aku dari perwakilan pengurus Pensi Akhir Tahun sekolah ingin
mengundangmu berpartisipasi dalam kegiatan ini. Apa kau berminat?” tanya Ara
ragu. Ia tak yakin laki-laki ini berminat dengan tawaran yang ia ajukan. “Boleh.
Lalu aku harus apa?” Oh my god. Jawabnya meleset dari apa yang Ara perkirakan.
“Benarkah? Kau mau?” sekali lagi Ara meyakinkan. “Apa kau ingin mengulainya
hingga aku berubah pikiran?” sontak jawaban kedua yang terlontar dari laki-laki
ini membuat Ara tersentak. “Ani-yaa~ Aku hanya memastikan. Aku pikir kau akan
menolak tawaranku.” sanggah Ara. “Ya, lalu apa yang harus aku lakukan?” tanya
laki-laki ini sekali lagi. “Emm... Kau hanya perlu menampilkan kemampuanmu.”
pandangan Ara tertuju pada gitar yang sedang Kris pegang mengisyaratkan apa
yang ia maksud. “Hanya bermain gitar? Kau yakin?” laki-laki ini paham akan apa
yang Ara maksud. “Ya, hanya itu. Atau kau akan bernyanyi juga? Pasti akan
sangat menyenangkan.” Ara menjadi antusias sekarang. “Yap ide bagus.” Dan negosiasi
itu pun berakhir dengan terekrutnya salah satu pemain gitar yang memiliki suara
yang enak di dengar di sekolah. Tidak buruk untuk menjadi pengisi acara Pensi Akhir
Tahun.
-----
“Yak,
apa aku juga harus melakukan ini?” Ara terkejut dengan tugas aneh yang sekali
lagi diberikan kepadanya. “Shireo~ aku tak mau melakukannya. Aku sudah cukup
sibuk dengan tugas ini. Mengapa tidak kau berikan pada Yooyoung? Lihatlah dia
sedang asik bergurau dengan pengisi acara.” nada bicaranya sedikit menyindir
dan pandangannya menyiratkan ketidasukaanya terlebih lagi ketika ia melihat
lawan bicara Yooyoung adalah Kai. “Aha, kau benar. Biar Yooyoung saja yang melakukannya.”
akhirnya Victoria unni menyerahkan tugas ini pada Yooyoung, dan ketika perbincangan
antar Yooyoung dan Kai harus terhenti akibat tugas yang baru saja ia terima, dari
kejauhan terlihat senyum kemenangan dari bibir Ara.
“Hey,
kenapa kau tertawa sendiri?” sapa’an Yoonjo membuat Ara sedikit terkejut dan
akhirnya menggeleng. Yoonjo sedikit heran dengan tingkah Ara yang aneh, tapi ia
tak peduli. “Baiklah, ayo mendekat ke panggung. Acara akan segera dimulai, dan
Kris oppa akan tampil. Omo...!! Aku tak sabar menantikannya” Yoonjo sangat bersemangat
ketika mengingat siapa yang akan tampil di depannya. Sedangkan Ara bersemangat
karena ia menunggu pangeran pujaannya yaitu Kai. Sambil mengotak-atik kameranya
Ara bersiap memotret setiap moment menarik yang terjadi di malam itu. Terutama
saat Kai tampil di atas panggung.
Pembawa
acara mulai membuka acara. Semua murid yang menghadiri Pensi Akhir Tahun
sekolah yang diselenggrakan tepat di malam pergantian tahun ini sangat
antusias. Mereka bersorak ramai ketika MC ingin melihat seberapa antusias
mereka. Ara masih sibuk memotret segala hal yang menurutnya menarik dijadikan
objek bidikan kameranya. Sebagai pembuka, grup dance yang dimiliki sekolah
mereka akan menampilkan performance terbaik mereka. Dan salah satu anggotanya
adalah Kai. Dalam sekejap mata lensa kamera yang sedang di pegang Ara hanya
tertuju ke arah panggung. Ia sangat menantikan hal ini. Saat dimana pangerannya
tampil memukau menggerakan tubuhnya dengan koreografi yang dapat membuat Ara
terpana.
Jpret...
Jpret... Jpret... Beberapa kali. Bukan, namun banyak kali terdengar suara blitz
dari kamera Ara. Masih tetap tertuju pada satu objek yaitu Kai. Yoonjo yang
berada di samping Ara seperti tak antusias berbanding jauh dengan Ara. Setelah
penampilan yang menurut Ara sangat mengesankan, apalagi saat dimana Kai menunjukkan
penampilan soloya, Ara melihat-lihat kembali hasil bidikannnya. Dan betapa
senangnya dia saat mendapati banyak kontak eyes yang terjadi di antara mereka.
“Yoonjo-ya~ Lihatlah banyak kontak eyes yang terjadi antara aku dan Kai!!
Huwaaa... Ini adalah malam yang paling berkesan dalam hidupku.” Yoonjo menanggapinya
dengan senyum lega yang penuh sejuta arti. Ia tau selama ini cinta Ara bertepuk
sebelah tangan. Kai tak pernah menatapnnya, hanya sekedar menaruh rasa hormat
kepada sesama teman tak lebih. Tapi dengan kejadian yang baru saja Ara
ceritakan Yoonjo merasa sedikit lega. Akhirnya Kai bisa menatap Ara yang selama
ini mengaguminya dalam diam walau ia tak yakin itu tulus.
Malam
yang panjang ini terasa berlalu dengan cepat. Acara demi acara telah
ditampilkan dengan apik di atas panggung. Dan kini tiba saatnya Kris tampil.
Sunbae yang beberapa hari lalu diberi tawaran untuk menjadi pengisi acara Pensi
Akhir Tahun oleh Ara. Dengan memakai t-shirt hitam yang dibalut jaket kulit
yang juga senda dan celana jeans. Rambut yang ditata rapi namun sedikit
berantakan ini juga menambah kesan manly yang melekat pada dirinya. Sambil
membawa gitar ia naik ke atas panggung menuju kursi yang sudah di sediakan di
tengah. Suara tepuk tangan dan sorak sorai para murid yang hadir menyertai
langkah Kris. Entah setting bagaimana yang sedang dibuat, pencahayaan seketika
menjadi redup dan hanya ada satu sorot lampu yang tertuju pada Kris.
Ia
memulai aksinya. Perlahan tapi pasti suara petikan mulai terdengar dari gitar
akustiknya. Intro dari lagu Don’t Go sedang membuai indra pendengaran setiap
orang yang hadir. Termasuk Yoonjo dan Ara. Sejenak Ara menghentikan aktivitas
mengotak-atik kameranya. Semua terdiam ketika suara Kris mulai melantunkan lagu
tersebut.
~ So baby don’t go
Yeah dai wo dao hui you ni de di fang, yong yuan dou zai yi qi zou
Oh Oh wo men yao yi qi fei dao shi jie de zui zhong xin
ni jiu zai wo de yan li, na li dou fei bu chu qu
gen wo zou, ni jiu bu hui xiao shi huo shi zong
Oh Jiu xiang meng guo de ni, ni shi wo sheng ming na ge mei li hu die ~
Yeah dai wo dao hui you ni de di fang, yong yuan dou zai yi qi zou
Oh Oh wo men yao yi qi fei dao shi jie de zui zhong xin
ni jiu zai wo de yan li, na li dou fei bu chu qu
gen wo zou, ni jiu bu hui xiao shi huo shi zong
Oh Jiu xiang meng guo de ni, ni shi wo sheng ming na ge mei li hu die ~
“Don’t Go – EXO M”
“Ara-ya
coba liat ia menatap mu sedari tadi” Yoonjo berbisik pada Ara dengan nada yang
sangat antusias. “Yaaa~ Tidak mungkin. Pasti dia sedang menatapmu.” Bantah Ara
yang sekarang sudah kembali sibuk mengambil beberapa gambar penampilan Kris.
Tak sebanyak milik Kai tentunya. “Aniya~ Dia benar-benar sedang menatapmu.
Omo... Romantis sekali menyanyikan lagu itu sambil menatap wanita pujaan
hatinya.” Yoonjo masih meyakinkan Ara bahwa tatapan Kris hanya tertuju padanya
selama menyanyikan lagu tersebut. “Ah... Sudahlah apa peduliku. Toh dia hanya
laki-laki aneh yang suka menghabiskan waktu dia atas atap.” Ara menghilang
setelah menyelesaikan kalimatnya. Sebelumnya ia telah mengeluh haus kepada Yoonjo.
Namun tak ada respon, karena Yoonjo masih terpana melihat penampilan memukau
dari Kris.
Ara
yang membawa 2 gelas minuman berjalan hendak menuju Yoonjo yang ia yakin masih
terpaku di depan panggung menatap laki-laki aneh itu. Namun ternyata penampilan
Kris telah berakhir. Dan Ara sedikit kebingungan mencari Yoonjo yang tidak ada
di depan panggung. Ara mulai menyusuri setiap tempat di sekitar sana. Sejenak
langkah Ara terhenti. Ia melihat pemandangan yang janggal. Yoonjo... bersama
Kai. “Mwo?!!” pekiknya sedikit berteriak. Beruntung tak ada yang mendengar. Ara
masih berada di tempatnya sekarang menatap dua sejoli itu, medengarkan
baik-baik apa yang mereka berdua katakan.
“Yoonjo-ya,
sebenarnya aku sudah lama memiliki perasaan yang berbeda kepadamu.” ungkap Kai
yang berhasil membuat Ara menganga. “Apa maksudmu Kai?” tanya Yoonjo masih tak
mengerti. “Aku mencintaimu.” Kai mengatakan kata kutukan bagi Ara. Kini 2 gelas
yang ia pegang sudah berada di tanah. Bagai disambar ribuan petir, badannya
kaku tak berkutik. Ia tak tau harus melakukan apa sekarang. Sedang mereka
berdua masih tak menyadari keberadaan Ara. “Ba...Bagaimana bisa? Bukankah kau
menyukai Ara. Kau selalu menatapnya bukan?” Yoonjo gugup. Ia tak mengira situasi
ini akan terjadi. “Tidak. Aku selalu mentapmu. Mungkin karena kalian selalu
berdua kemana-mana jadi terjadi salah paham. Tapi percayalah, aku hanya
mencintaimu.” kembali, kata-kata Kai menghancurkan hati Ara. Di malam
pergantian tahun yang hanya tinggal menghitung menit ini Ara harus menerima
kenyataan pahit. “Jadi selama ini...” Ara menggantungkan kalimatnya, air
matanya tak terbendung sekarang. Ia mulai terisak pelan. “Tapi maaf Kai aku tak
bisa. Ara menyukaimu dari dulu. Dan aku tak mungkin melakukan ini.” Yoonjo
menunduk. Sungguh ia tak membayangkan apa yang akan terjadi jika Ara mengetahui
hal ini. “Ya aku mengerti.” terpancar raut kekecewaan mendalam di wajah Kai.
“Mianhae...” ucap Yoonjo menghantar kepergian Kai.
“Yaaa~
Pabo-ya! Apa yang kau lakukan?! Mengapa kau menolak cinta Kai?! Mengapa kau
tega menyakiti hatinya?!” Ara berteriak tak jelas kepada Yoonjo beberapa saat
setelah Kai menjauh. Suara isak tangisnya bercampur menjadi satu dengan amarah
yang memuncak. “Ara-ya... Kau... Maafkan aku. Aku tak bermaksud...” ucap Yoonjo
terbata-bata karena kaget dengan kehadiran Ara yang tiba-tiba. “Yaaa~ Kau
kejam. Beraninya kau menyakiti hatinya. Ia pantas mendapatkanmu. Tapi kenapa
kau... Argh!” dengan cepat Ara memotong kalimat Yoonjo masih dengan isakan yang
menjadi-jadi. Ia tau hal ini sangat menyakitkan baginya. Tapi akan lebih
menyakitkan lagi apabila melihat hati pangeran pujaannya tersakiti oleh
sahabatnya sendiri. “Ara-yaa...” teriak Yoonjo hendak mengejar Ara dengan air
mata yang telah membasahi pipinya. Namun ada tangan yang menahannya... “Kris?”
-----
Ara
masih berlari mengejar Kai yang entah kemana perginya. Pikiran Ara tak
tekontrol sekarang. Yang ada hanya Kai, Kai dan Kai. Ia harus menemukan sosok
pangeran pujaannya sekarang. Pandangan Ara menyisir seluruh area di sini namun
hasilnya nihil. Ara kembali melangkahkan kakinya ke sembarang arah masih dengan
satu tujuan mencari Kai. Ketika Ara sudah mulai lelah mencari Kai di seluruh
penjuru sekolah, ia melihat sosok yang sedang ia cari berada di seberang jalan
sedang merenung. Tanpa pikir panjang Ara segera menghampirinya sambil berlari
“Kai...” teriaknya. Dan...
Bruuuk...
Terdengar
suara benturan dua benda yang cukup keras. Sontak Kai kaget dan menengok ke
arah suara tersebut. “Araaa...” teriak Yoonjo dari seberang jalan. “Ergh...”
Ara merasakan badannya terdorong cukup keras dan sakit di lengan sebelah kanan.
Ia mencoba bangkit dan mengingat apa yang baru saja ia alami. Ia merasa ada
seseorang yang mendorongnya hingga tersungkur tapi... “Kris...” teriak Ara
ketika menyadari sosok Kris sekarang sedang tergeletak di tengah jalan.
Tubuhnya dipenuhi darah karena benturan yang ia alami dengan mobil berkecepatan
tinggi yang nyaris saja mengancam nyawa Ara.
Ara
merengkuh Kris dipangkuannya sambil tak henti-hentinya mengeluarkan air mata
“Mengapa? Mengapa kau lakukan ini demi aku?”. “Apapun... Apapun akan ku lakukan
untukmu. Asal kau bahagia.” Kris tersenyum dan hendak melanjutkan kata-katanya
dengan sisa kesadaran yang masih ia miliki. “Tapi aku mohon, jangan sakiti
dirimu sendiri. Karena aku juga akan merasakan sakit itu.” di kalimat terakhir
tersirat ekspresi kesakitan teramat sangat yang ia rasakan sekarang dan yang
selama ini ia pendam ketika melihat Ara asik dengan obsesinya akan pangeran
pujaanya.
Suara
kembang api dan sorak sorai murid-murid yang menghadiri Pensi Akhir Tahun
meredam suara tangis Ara yang masih merengkuh Kris dalam pangkuannya. Kilatan-kilatan
indah kembang api yang dinyalakan juga turut menghiasi langit yang kelam. Ini
menandakan tahun telah berganti. Waktu telah berlalu. Begitu cepat memang. Di akhir
tahun 2013 sekaligus di awal tahun 2014 Ara harus kehilangan seseorang yang
selama ini menyayanginya dengan tulus.
Mematung.
Hanya itu. Air matanya masih mengalir membanjiri wajah yang dipenuhi rasa
bersalah. “Mianhae... Mianhae... Mianhae...” berkali-kali Ara mengucapkan kata
itu. Namun percuma, karena kata tersebut tak akan mengembalikan semua.
end.
0 comments:
Posting Komentar